Sakit sebagai cobaan/ujian
Habib Dr. A.Anies Shahab :
“Bagi
kita ummat Islam, penyakit merupakan suatu cobaan dari Allah. Ia mencoba
makhluk-Nya untuk mengetahui sebatas apa kesabaran, sejauh apa kecintaan dan
setinggi apa rasa syukur yang ia miliki. Karenanya, Allah menjanjikan bahwa
setiap penyakit memiliki obat, sebagaimana yang tersebut dalam suatu hadits
yang artinya : Semua penyakit memiliki obat masing-masing”.
Sikap terbaik sewaktu sakit
Habib Luthfi bin Yahya :
“Sikap
terbaik kala kita sedang diuji dengan penyakit adalah ridha dan ikhlas. Keridhaan
tersebut akan menjadi ibadah yang pahalanya besar. Namun demikian, akan lebih
baik lagi dan menambah pahala jika kita dalam sikap yang tetap ridha dan
ikhlas, tetap melakukan ikhtiar berobat dengan jalan yang dibenarkan syari’at,
seperti medis dan pengobatan alternatif.
Berobat
secara medis, jika diiringi dengan iman,
juga akan menambah ma’rifatullah dan iman tauhid kita. Kita akan semakin
memahami bahwa dokter dan obat-obatan bukanlah Tuhan, melainkan hanya wasilah
atau sarana pertolongan Tuhan. Mereka hanya diberi kelebihan mengobati, namun
Allah Ta’ala-lah yang mempunyai kekuasaan untuk menyembuhkan”.
Cara memohon kesembuhan
Sayyid
Abdul Maqshud Muhammad Salim :
“Jika
engkau menyebut sebuah asma Allah, maka hendaknya anda menyebutnya dengan penuh
meresapi, rendah diri dan khusyu’. Hadirkan dari perasaanmu makna yang anda
katakan. Pejamkan mata dan indera anda dari segala renungan jiwa yang lain.
Bersihkan indra dan jiwa anda, jangan sekali-sekali anda menjadi orang yang
berbicara tetapi tidak faham apa yang anda katakan. Jangan menggunakan asma
Allah untuk meminta sesuatu yang tidak pas untukmu. Jadikan dzikir untuk Allah
Swt semata, demi keridhaan-Nya, berdoa dengan cara-cara yang layak sesuai
dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya.”
Perlu membersihkan hati
Habib
Muhammad bin Abdullah bin Muhammad Alattas
:
“Kalau
hati kita bisa diobati, Insya Allah penyakit-penyakit yang melekat dalam hati
dan badan kita juga bisa diobati.
Menjaga makanan
Habib
Quraisy bin Ali bin Hasyim Aidid :
“Sebenarnya
dzikir-dzikir, ayat-ayat, serta do’a-do’a yang digunakan sebagai obat penyembuh
pada dasarnya dapat memberikan penyembuhan. Namun, semua itu berpulang kepada
Allah. Do’a adalah penyembuh yang dapat menghilangkan penyakit, tetapi do’a itu
tidak ada kekuatan apabila manusia yang bersangkutan lalai hatinya terhadap
Allah.Do’a juga tidak ada kekuatan apa-apa jika manusia itu makan makanan yang
haram”.
Habib Musthafa
bin Hamid Alatas
:
“Kalau
dalam setiap langkah kita ingat akan kemuliaan yang dicontohkan Rasulullah saw.
hidup kita akan terhindar dari gangguan, seperti penyakit. Rasulullah tidak
pernah sakit dalam hidupnya, karena beliau memakai prinsip jalan tengah, tidak
berlebih-lebihan. Sesuatu yang berlebih-lebihan itu berakibat tidak baik.”
Pengobatan dengan Al-Qur’an
Habib
Idrus bin Abdulkadir bin Husin bin Abdulkadir Alaydrus:
“Kita
tahu, kitab suci al-Qur’an merupakan tuntunan hidup ummat islam, juga merupakan
penyembuh (as-syifa’) seperti tersebut didalam al-Qur’an Surah al-Israa ayat 82
dan Surah Fushshilat ayat 44. Dari ayat-ayat ini kita dapat memahami bahwa
al-Qur’an itu tidak diragukan lagi menjadi penyembuh dari berbagai penyakit. Ini
dicontohkan oleh Rasulullah. Beliau sering mengobati sahabat hanya dengan
membaca surah al-Fatihah, yang sering disebut dengan induk al-Qur’an”.
Harus disertai keyakinan
Habib
Irfan bin Hasyim bin Thahir Ba’alawy :
“Kalau
kita punya keyakinan bisa berjalan di atas air, kita bisa berjalan di atas air.
Begitu juga dengan pengobatan. Banyak orang yang punya ilmu pengobatan tapi
tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Itu menjadi masalah. Sedang yang saya
lakukan hanya keikhlasan menolong berbekal do’a, mari kita mohon kepada Allah agar diberi
kesembuhan”.
Habib
Said Agil Assegaf (Banjarmasin) :
“Bacaan-bacaan
itu walau berbahasa daerah karena ditutup dengan kalimat tauhid, bisa
menumbuhkan keyakinan. Sekali lagi kuncinya adalah keyakinan. Dan secara hukum
kausalitas itu bisa terjadi. Kalau sudah ragu, disitulah awal kehancuran.
Waktu terbaik memohon kesembuhan
Habib
Mustafa bin Hamid Alatas :
“Waktu
dari maghrib sampai isya adalah waktu terpendek diantara jarak waktu shalat.
Kalau seseorang punya hajat, minta kesembuhan, atau mempunyai keinginan, waktu
ini sangat ampuh. Do’a akan diijabahi oleh Allah, dengan syarat kita menyebut
nama-Nya, dan memuji Rasul-Nya, serta terus menerus berdzikir sepanjang waktu
itu”.
Berprasangka baik kepada Allah
Habib
Umar bin Ahmad Abdullah al-Hamd :
“Allah
Swt tidak akan menurunkan penyakit kalau tidak ada obatnya. Kalau tidak ada
obatnya, berarti bukan penyakit namanya, tetapi azab. Namun bisa saja berubah
menjadi rahmat bagi dia, karena suatu unsur itu bisa jadi musibah tapi bisa
pula jadi rahmat. Jadi, ibarat air dan api. Api dan air bisa jadi musibah, tapi
bisa juga jadi rahmat. Rahmat dan azab itu adalah satu unsur. Dan orang yang
diberi penyakit, penyakit itu bisa jadi rahmat baginya sebagai penghapus
dosa-dosanya”.
Habib
Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf :
“Allah
menurunkan musibah juga bukan karena kebencian terhadap hamba-Nya, justru
menghendaki kebaikan hamba-Nya, maka jangan membenci Allah. Ibarat dokter
menyuntik, mengoperasi dan mengobati pasien bukan karena dokter membenci
pasien, justru dia mengusahakan kesembuhan penyakit sang pasien. Itu sebabnya jangan
sampai si pasien membenci dokter”.
Dzikir dan do’a sebagai penyembuh
Habib Quraisy
bin Ali bin
Hasyim Aidid :
“Sebenarnya
dzikir-dzikir, ayat-ayat serta doa-do’a yang digunakan sebagai obat penyembuh
pada dasarnya dapat meemberikan kesembuhan. Namun semua itu berpulang kepada
Allah. Do’a adalah penyembuh yang dapat
menghilangkan penyakit, tetapi do’a itu tidak ada kekuatan apabila manusia yang
bersangkutan lalai hatinya terhadap Allah. Do’a juga tidak ada kekuatan apa-apa
jika manusia itu makan makanan yang haram”.
Rahasia di balik penyakit
Habib Ahmad
bin Ali bin
Abdurrahman Assegaf :
“Cacat yang dialami
seseorang, baik bawaan atau bukan, bagaimanapun merupakan pemberian Allah Swt.
Yang tetap harus disyukuri. Dengan cacat itu Allah Swt bermaksud memberikan
kelebihan lain yang tidak kita ketahui. Kalau kita tidak menerima kenyataan,
dan berburuk sangka atas kondisi itu, berbagai kesulitan akan muncul.”
Habib Husein
Shahab :
“Bahwa musibah merupakan barometer tingkat
keimanan seseorang. Mengapa demikian ? Karena bagaiamana seseorang menyikapi
suatu mussibah yang menimpa dirinya, inilah yang menjadi ukuran tinggi
rendahnya iman. Perhatikan petunjuk Allah dalam surah Al-Baqarah (2) : 155 :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu berupa sedikit rasa takut,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira
kepada orang –orang yang bersabar”.
Musibah dan tekanan-tekanan hidup bukanalah
semata-mata berarti datangnya keburukan. Adakalanya berbagai kejadian seperti
itu justru merupakan kebaikan bagi orang-orang tertentu. Kita sering
menyaksikan banyak orang berlumuran dosa oleh berbagai macam maksiat. Orang-orang
ini juga tidak bertobat kepada Allah atas dosa-dosa yang mereka lakukan.
Anehnya, mereka justru memperoleh obat ilahiyah berupa bencana-bencana yang
akhirnya menyadarkan mereka. Kepedihan-kepedihan hidup yang telah menimpa
mereka ternyata telah membangunkan orang-orang ini dari kelalaian. Merekapun
lalu mengintrospeksi hubungannya dengan Alllah dan meluruskan jalan sesat yang
selama ini mereka tempuh. Perhatikan sabda Rasul berikut ini : “Jika dosa
seseorang itu teramat banyak hingga tidak ada amal perbuatannya yang dapat
menghapuskan dosa itu, maka Allah akan mengujinya dengan musibah berupa
kesedihan untuk menghapus dosanya itu”.
- Musibah dan becana pada hakekatnya adalah
bagian dari sunnatullah yang dikehendaki atau tidak pasti akan selalu terjadi.
Kapan saja seorang mukmin mengetahui dan menyadari hal itu, maka sesungguhnya
ia menyakini akan takdir Allah. Sikap yang akan dia tempuh adalah bersabar dan
tegar menghadapi kepedihan-kepedihan hidup. Dengan dasar keyakinan yang tinggi,
ia tidak akan merasakan ketegangan dan kegelisahan yang berlebihan. Bagi orang
yang seperti ini, Allah menjanjikan ampunan dosa-dosa, diterimanya tobat, dan
rasa aman sebagai ganti ketakutan. Bagi orang ini, penderitaan dan kesedihan
yang menimpanya adalah ibarat filter untuk menghapus dosa-dosa dan kesalahan,
seperti yang telah difirmankan Allah dalam Qs.Al-Baqarah : 216 : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
Memperbanyak minta
ampun
Habib Abdul
Qadir bin Hadun
Alattas :
“Umumnya, awal penderitaan yang kita alami
adalah akibat dosa yang telah kita lakukan. Maka dengan berdzikir dan berdo’a
memohon ampun kepada Allah, Insya Allah kita akan hidup bahagia. Inilah unsur
utama ketenangan dan kesehatan lahir dan bathin kita.”
Optimis bisa
sembuh
Habib Husein
bin Anis Al-Habsyi
:
“Gunakan kalaimat yang positif terhadap dirimu.
Jangan katakan kepada dirimu “Aku pelupa”, “Aku tidak menarik”, “Aku tidak
berprestasi”, “Do’aku tidak pernah dikabulkan”, “Aku tidak mungkin bisa bangun
malam”, “Usahaku selalu gagal”.
Manusia terkadang mempunyai keyakinan yang
membatasi kemampuannya. Ia merasa tidak mampu, atau merasa kurang berbakat. Ia
melihat orang lain tampak lebih pintar, lebih mampu, lebih berbakat, lebih
menarik, dll. Keyakinan semacam itu seperti rem yang menghambat kemajuannya,
mengurangi laju perkembangannya, dan pada akhirnya akan menumbuhkan perasaan
ragu dan takut.
Sejak saat ini, jangan lagi kau berkata negatif
tentang dirimu, karena kata-katamu bisa menjadi do’a.”
Obat hanya sarana
Habib Muhammad
Lutfi bin Ali
bin Hasyim bin
Yahya :
“Sedangkan obat itu merupakan sarana
kesembuhan, tapi bukan penentu kesembuhan. Selain Allah, hanyalah sarana bukan
penentu. Yang menyembuhkan hanya Allah Swt.
Terkadang kita merasa berat mengeluarkan biaya
untuk berobat, karena kita merasa susah mencarinya. Dan ketika mendapatkan
suatu obat, belum tentu obat itu bisa menjadi sarana kesembuhan. Dan ketika
kita tahu bahwa obat bukanlah penentu kesembuhan, hanya sarana, tauhid kitapun
menjadi lebih mantap”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar